Powered By Blogger

Minggu, 08 April 2012

Dampak Pasar Bebas Bagi Lulusan IT

Era persaingan global dan pusaran neo-liberalisme tidak bisa dibendung lagi dan melanda dunia pendidikan. Di jenjang pendidikan tinggi, mahasiswa di ebrbagai universitas terkemuka di Indonesia melakukan aksi menentang biaya tinggi pendidikan. Otonomi pendidikan tinggi membawa implikasi hak dan kewajiban Perguruan Tinggi negeri dan swasta untuk mengatur pengelolaannya sendiri termasuk mencari sumber-sumber pendapatan guna menghidupi diri. Konsekuensi logis dari otonomi kampus, saat ini Perguruan Tinggi seakan berlomba membuka program baru atau menjalankan strategi penjaringan mahasiswa baru untuk mendatangkan dana.Perdebatan antara antiotonomi dan pro-otonomi Perguruan Tinggi tidak akan berkesudahan dan mencapai titik temu. Kelompok yang menentang otonomi Perguruan Tinggi berpandangan negara harus bertanggung-jawab atas pendidikan dan menanggung pembiayaan Perguruan Tinggi negeri. Mereka mengkhawatirkan privatisasi Perguruan Tinggi akan menutup akses bagi calon mahasiswa dari kalangan tidak mampu dan fenomena komersialisasi ini justru akan menurunkan komitmen dan mutu pendidikan tinggi. Gejala McDonaldisasi pendidikan tinggi di Indonesia dianggap sebagai bagian dari gerakan neoliberalisme yang menjelma dalam kebijakan pasar bebas dan mendorong pemerintah untuk melakukan privatisasi berbagai aset pemerintah. Heru Nugroho dkk (2002) menyoroti kontroversi otonomi Perguruan Tinggi di UGM dan menganggap kebijakan itu telah mengkhianati ideologi negara dan UUD 1945.Sementara itu, kebijakan privatisasi pendidikan tinggi ini nampaknya akan terus dijalankan. Dua alasan yang sering dikemukakan adalah ketidak-mampuan pemerintah membiayai pendidikan tinggi dan kebutuhan untuk meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi negeri. Namun tanpa perhitungan kuota yang tepat dan sistem penunjang aksesibilitas, elitisme dalam pendidikan tinggi akan mengancam proses demokratisasi di Indonesia. Pendidikan yang diharapkan menjadi jembatan bagi pemerolehan akses ekonomi, politik, hukum, dan budaya secara lebih merata menjadi roboh.Kekuatan globalisasi dan pusaran neo-liberalisme tidak bisa dibendung lagi. Ketidak-mampuan negara dalam membiayai pendidikan tinggi tidak seharusnya membuat Perguruan Tinggi negeri terperosok dalam jurang pencarian dana dan pengabaian mutu. Jati diri dan misi pendidikan tidak boleh dilupakan. Peran pendidikan sebagai jembatan bagi demokratisasi masyarakat harus tetap menjadi jiwa dalam setiap strategi menghadapi persaingan di tingkat nasional dan internasional.Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, siswa dan orang tua juga memprotes tingginya biaya pendidikan. Pada masa kampanye, para calon anggota legislatif dan calon presiden menjanjikan pendidikan bermutu yang gratis. Maka dari itu, sebagian masyarakat yang sudah terlanjur berharap pada pendidikan gratis untuk anak usia 7 sampai dengan 15 tahun akan merasa kecewa karena ternyata orang tua atau wali murid masih harus membayar iuran pendidikan. Bahkan dari tahun ke tahun, biaya pendidikan (baik berupa pungutan uang sekolah maupun biaya buku, seragam dan lain-lain) makin meningkat dan membebani masyarakat miskin. Masyarakat pun segera beranggapan, yang dilaksanakan hanya penggantian istilah dan permainan kata-kata (SPP ditiadakan, juga iuran BP3 tidak diberlakukan, namun ujung-ujungnya tetap saja masih ada biaya yang harus dikeluarkan). Bahkan BP3 dibubarkan karena persepsi masyarakat terhadap BP3 negatif akibat banyaknya pungutan oleh BP3. Kini ada Komite Sekolah yang secara normatif seharusnya juga melakukan fungsi kontrol terhadap sekolah termasuk dalam pengelolaan keuangan. Namun di banyak sekolah, siswa dan orang tua tidak melihat perbedaan signifikan antara BP3 dan Komite Sekolah.Berkurangnya tanggung jawab pemerintah dalam pembiayaan pendidikan mengarah pada gejala privatisasi pendidikan. Dikotomi sekolah negeri dan swasta menjadi kabur dan persaingan antar sekolah akan makin seru. Akibat langsung dari privatisasi pendidikan adalah segregasi siswa berdaasr status sosio-ekonomi. Atau kalaupun fenomena itu sudah terjadi di beberapa kota, pemisahan antara siswa dari keluarga miskin dan kaya akan makin jelas dan kukuh. Siswa-siswa dari keluarga miskin tidak akan mampu menanggung biaya yang makin mencekik sehingga mereka akan terpaksa mencari dan terkonsentrasi di sekolah-sekolah yang minimalis (baca: miskin).Sementara itu, siswa-siswa dari kelas menengah dan atas bebas memilih sekolah dengan sarana dan prasarana memadai. Selanjutnya, karena sekolah-sekolah ini mendapatkan iuran pendidikan yang memadai dari siswa, sekolah-sekolah ini juga akan mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk makin membenahi diri dan meningkatkan mutu pendidikan. Jadi sekolah yang sudah baik akan menjadi (atau mempunyai kesempatan) untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, sekolah yang miskin akan makin terperosok dalam kebangkrutan.


perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.

Dampaknya Terhadap Lulusan Sarjana Komputer
berdasarkan sebuah survey yang telah dilakukan oleh PT Work IT Out yang dipimpin oleh Heru Nugroho, meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja bagi tenaga kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, Kesempatan tetap terbuka, apalagi didukung oleh faktor bergesernya dominasi India yang dikenal sebagai sumber SDM TI, tawaran gajinya pun cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani menawarkan upah sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai Rp 5,5 juta) per bulan. Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya. Itu baru yang pemula. Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$ 2.000 - 2.500 (sekitar Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat dibanding di dalam negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta.

Bidang kerja TI yang terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di lokalan. Kebetulan kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking dan wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari Cisco. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++ dengan real-time OS dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator pun tidak sedikit. Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan sangat banyak . Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan terspesialisasi seringkali dicari, sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah spesifik ini, dan kalau saya tuliskan mungkin daftar lowongan tersebut sepanjang artikel ini.
Nah, kalau melihat situasi seperti itu akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu. Masalahnya memang tidak mudah. Mungkin memang kemampuan hasil perguruan tinggi di Indonesia tidak memadai ? Berapa banyak sih perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menghasilkan "software engineer" yang handal ? Mungkin di Indonesia baru mampu menghasilkan programmer kelas papan bawah ? Jika memang anda programmer atau software engineer yang handal, apakah anda mengenal istilah-istilah ini: lex, yacc, compiler construction, grammer, token, CMM, dan sebagainya ?

Sebagai gambaran bahwa kebutuhan terhadap tenaga IT di bidang industri software baik di luar negeri maupun di dalam negeri, adalah sebagai berikut : Tenaga IT di luar negeri, untuk tahun 2015, diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan Tenaga IT domestik, berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri pada tahun 2010 target produksi 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang, dibutuhkan 327.813 orang.
Selain contoh di atas, kita ambil negara lain seperti Jerman. Mengapa negara sekaliber Jerman mesti mendapat suplai tenaga TI dari luar negaranya ? Kurang sumber daya ? Dugaan itu ternyata betul. Perkembangan pesat teknologi informasi memang tidak hanya membuat ketar-ketir negara dunia ketiga, negara "dunia pertama" macam Jerman pun mulai merasakan akibatnya: kekurangan pakar TI yang tidak bisa didapatkan dari kalangan sendiri.
Maklum, jumlah yang dibutuhkan juga tak bisa dibilang sedikit. Tercatat saat ini sekitar 75.000 orang diperlukan oleh Jerman. Itu baru Jerman, belum negara lain. Tahukah Anda ternyata negara sebesar dan semaju Amerika Serikat pun masih mengimpor tenaga TI dari negara-negara di Asia, seperti India dan Cina. Nah, ini namanya peluang kan ?
Lowongan dari luar Indonesia untuk tenaga kerja TI kita banyak. yang tercatat pada kami bisa puluhan ribu lowongan," jelas Edi S. Tjahya, managing director JobsDB.com - sebuah portal informasi lowongan kerja. Lowongan sebanyak itu pun baru untuk wilayah Asia Pasifik. Secara kualitatif, kondisi sumber daya manusia Indonesia di bidang IT tidak kalah kualitas dibanding SDM dari negara seperti India sekalipun, papar Heru Nugroho, CEO PT Work IT Out, sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja TI ke luar negeri.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas

Sabtu, 07 April 2012

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah Dan Non Ilmiah

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah Dan Non Ilmiah

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.


Tujuan Karya Ilmiah

  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Bagian Pembuka

  • Cover
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Abstraksi
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.
  • Penutup.

Bagian Isi

Pendahuluan

  • Latar belakang masalah.
  • Perumusan masalah.
  • Pembahasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

Bagian penunjang

  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
  • Daftar Tabel

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karya tulis non-ilmiah (karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.

Perbedaan Karya tulis non ilmiah dan karya tulis ilmiah:

karya tulis ilmiah dapat dibedakan dengan karya tulis non ilmiah, di mana karya tulis non ilmiah sangat bersifat subjektif.

sifat karya non ilmiah:

1) emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampui kebenaran,

2) persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca,

3) deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta, dan

4) terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel, puisi, komik dan lain-lain yang semisalnya.

Macam-macam Karya Non Ilmiah

a. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

b. Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.

c. Roman. Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

d. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.

e. Drama. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Karangan Semi Ilmiah

Sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Contoh :
1. Artikel
Karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
2. Editorial
artikel dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
3. Feature
Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.












source :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah

http://file.upi.edu/Direktori/F%20-%20FPOK/JUR.%20PEND.%20OLAHRAGA/196509091991021%20-%20BAMBANG%20ABDULJABAR/Materi%20KTI%20dan%20PTK.pdf

noorifada.files.wordpress.com/2008/09/2-mpi-karya-ilmiah.pdf


Minggu, 11 Maret 2012

Who am I?

Siapakah aku?

Dalam Perjalanan hidup kadang terbersit dalam benak kita untuk mempertanyakan diri sendiri, kelihatannya sangat aneh karena tak mengenali diri. Akan tetapi itu adalah pertanyaan dasar yang akan membawa kearah mana kita akan melangkah.

Tentu kawan sangat kenal dengan kalimat ” Aku adalah apa yang aku pikirkan” atau “Aku berpikir maka aku ada” bagi sebagian orang kalimat ini mungkin memberi jawaban, tapi serasa masih ada yang mengganjal. Jadi siapa yang berpikir , jika aku adalah buah pikiran ? apakah sebelum berpikir aku tidak ada? atau siapakah yang memerintahkan untuk berpikir ? ah ataukah ada makhluk kecil dalam otak yang memerintahkan untuk berpikir ?

Adalagi seorang yang mengatakan “Aku adalah apa yang aku beli” atau “Aku adalah apa yang aku pakai” tentu kawan mahfum dengan kalimat ini, para jamaah konsumerisme dan korban mode / lifestyle adalah penggagasnya. Mango, Prada atau zara melekat dari bawah sampai atas.

Pada golongan lain ada yang berpendapat “aku” adalah ruh, yang telah mengadakan perjanjian dengan Tuhan sebelum lahir ke dunia ini. Sehingga ruh kita sebenarnya terkoneksi dengan ruh sang maha agung yang imbasnya sebenarnya kita punya sifat mulia dari sang maha agung.



Paragraf Induktif-Deduktif

Paragraf Induktif-Deduktif

Pengertian paragraf deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.

Ciri-ciri paragraf deduktif

  1. kalimat utama berada di awal paragraf.
  2. kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.

Contoh dan Jenis paragraf deduktif

Kegiatan ultah panser biru yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan hiburan lainnya.

Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

*yang bergaris bawah adalah kaliamat utamanya


Pengertian Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.

Adapun ciri-ciri paragraf induktif Sbb

  • Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
  • Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
  • Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
  • Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
    Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
  • Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
  • Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
  • Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama.

Jenis Paragraf Induktif :

  1. Generalisasi
  2. Analogi
  3. Klasifikasi
  4. Perbandingan
  5. Sebab akibat (terbagi menjadi tiga jenis)
  • Sebab akibat
  • Akibat sebab
  • Sebab akibat 1 akibat 2
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili


Postingan kali ini membahas juga tentang Contoh Paragraf Campuran .Berikut ini kumpulan Contoh Paragraf Campuran deduktif dan induktif

contoh 1

“Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja.”

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu 1. Malam harinya kami mulai sibuk. 2. Pokoknya semua bekerja.

contoh 2

“Rasa hormat terhadap peraturan itu selalu mengalami perkembangan. Anak kecil sampai kira kira berumur delapan tahun memiliki rasa hormat bercampur rasa takut terhadap peraturan. Bagi anak peraturan ini bersifat mistis dan tidak tahu dari mana peraturan itu datang. Saat ini anak belum ada pengalaman yang memadai untuk merumuskan peraturan sehingga tidak dapat lain peraturan harus dipandang sebagai sesuatu yang suci dan tidak dapat diganggu gugat. Sementara itu , untuk mencapai otonomi, seorang anak harus keluar dari tahap heteronomi. Cara mencapainya adalah melalui aktivitas- aktivitas kokoperatif dalam hubungan saling menghormati dan tidak terdapat hubungan otoritas. Arah perkembangan rasa hormat kepada peraturan itu adalah mengerti peraturan – peraturan secara otonom dan melaksanakannya.”

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu 1. Rasa hormat terhadap peraturan itu selalu mengalami perkembangan. 2. Arah perkembangan rasa hormat kepada peraturan itu adalah mengerti peraturan – peraturan secara otonom dan melaksanakannya.

contoh 3

“Pasar modal berbeda dengan pasar uang. Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Jika pasar modal merupakan untuk surat berharga berjangka panjang, maka pasar uang (money market) pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market).”

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu 1. Pasar modal berbeda dengan pasar uang. 2. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market).

contoh 4

“Kondisi perairan Sulawesi Utara (Sultra) kini sangat memprihatinkan karena menjadi lahan pengeboman oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dikatakan instruktur Selam, Rio Hariyanto, di depan peserta Diklat Selam dan Metedologi Penelitian Terumbu Karang di Pulau Bakori, Soropiah , Kabupaten Kendari, Sultra baru- baru ini. Dikatakan olehnya, maraknya pengeboman ikan dengan bahan peledak di perairan sultra akhir-akhir ini, merupakan ancaman bagi upaya menjual potensi objek wisata bahari daerah Sultra ini. Kepada Wisman maupun domestik, ia menyatakan pula, selama lima hari berada di objek wisata Bahari Pulau Bokori, tak henti-hentinya ia mendengar letusan bom ikan bagaikan perang di tengah laut. Ia bersama peserta diklat yang melakukan penyelaman menyaksikan secara langsung kondisi terumbu karang yang hampoir 100 persen rusak berat akibat pengeboman.”

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu 1. Kondisi perairan Sulawesi Utara (Sultra) kini sangat memprihatinkan karena menjadi lahan pengeboman oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab. 2. Ia bersama peserta diklat yang melakukan penyelaman menyaksikan secara langsung kondisi terumbu karang yang hampoir 100 persen rusak berat akibat pengeboman.



Sumber :

-http://makalahpendidikan.blogdetik.com/contoh-paragraf-campuran-dan-contoh-paragraf-campuran-terbaru/

-http://makalahpendidikan.blogdetik.com/pengertian-paragraf-induktif-contoh-membuat-menulis-paragraf-induktif-sendiri/

-http://makalahpendidikan.blogdetik.com/paragraf-deduktif-ciri-cirijenis-contoh-paragraf-deduktif-dan-pengertian-paragraf-deduktif/


Senin, 02 Januari 2012

Mengenal Lebih Jelas Tentang Kutipan

Mengenal Lebih Jelas Tentang Kutipan

1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2. Fungsi Kutipan

  • Landasan teori
  • Penguat pendapat penulis
  • Penjelasan suatu uraian
  • Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip
  • Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan it perlu
  • Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
  • Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
  • Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
  • Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
  • Teknik penulisan kutipan dan kaitannya denga sumber rujukan.

4. Prinsip Mengutip
  • Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan. Contoh:
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat it ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya Cara memperbaikinya:
1) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
  • Menghilangkan bagian kutipan, diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian it tidak menyebabkan perubahan makna.

Cara:
1) menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).

5. Jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
  • Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
  • Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
  • Kutipan pada catatan kaki selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip sepertidalam teks asli.
  • Kutipan atas ucapan lisan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
  • Kutipan dalam kutipan ada dua cara :
  • Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau kutip ganda;
  • Bilakutipan asli memakai tanda kutip tunggal kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bilakutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
  • Kutipan langsung pada materi, dimulai dengan materi kutipn hingga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma,atau titik) disususl dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.

6. Cara Mengutip
  • Kutipan Langsung,
Yang tidak lebih dari empat baris:
  • Kutipan diintegrasikan dengan teks
  • Jarak antar baris kutipan dua spasi
  • Kutipan diapit dengan tanda kutip
  • Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan it diambil.
Yang lebih dari empat baris:
  • kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
  • jarak antar baris kutipan satu spasi
  • kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
  • kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
  • di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)).

  • Kutipan tak langsung
  • Kutipan diintegrasikan dengan teks
  • jarak antar baris kutipan spasi rangkap
  • kutipan tidak diapit tanda kutip
  • sesudah selesai diberi sumber kutipan.
  • Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
  • Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.

  • Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
  • bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
  • bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal

  • Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.

Daftar Pustaka

1. Pengertian
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. daftar pastaka mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2.Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi sebuah daftar pastaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah daftar pastaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pastaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain. Di pihak lain daftar pastaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa daftar pastaka itu dapat pula dilihat sebagai pelcngkap? Karena bila seorang pembaca iugin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam daftar pastaka. Dalam daftar pastaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

3.Unsur-Unsur dalam Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

Nama Pengarang :
  • Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.
Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai: Rieka, Dewi.
Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A ………………> ditulis sebagai: Retno A, Triani dan bukan A, Triani Retno
  • Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo ………………..> ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
  • Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
  • Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
  • Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh ………….> ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
  • Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai: Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………> ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’

Tahun Terbit :
  • Apabila ada 2 buku atau lebih yang dikarang oleh pengarang yang sama, maka yang ditulis pertama kali adalah yang tahun terbitnya paling dulu.
  • Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup ditulis dengan ‘t.t’ (tanpa tahun).
  • Pemisahan antara unsur tahun terbit dengan menggunakan tanda titik.

Judul Buku :
  • Semua huruf pertama dari setiap kata dalam judul buku ditulis dengan menggunakan huruf kapital kecuali kata-kata tugas seperti ‘dan’, ‘untuk’, ‘di’, ‘yang’, ‘atau’, ‘dari’, ‘ke’, dll.
  • Jika daftar pustaka diketik dengan komputer maka penulisan judul buku dengan menggunakan huruf miring (italics).
  • Jika ditulis tangan atau diketik manual maka penulisan judul buku diberi garis bawah.
  • Pemisahan antara unsur judul buku dengan unsur tempat terbit menggunkan tanda titik.

Tempat (Kota Terbit) :
  • Tempat terbit cukup dengan menyebutkan kota di mana penerbit buku itu berlokasi.
  • Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit menggunakan tanda titik.

Nama Penerbit :
  • Pada bagian ini, kita cukup menuliskan nama perusahan/lembaga yang menerbitkan buku tersebut.
  • Setelah unsur nama penerbit diakhiri dengan tanda titik.

4.Jenis-Jenis Daftar Pustaka
  • Kelompok Textbook
    a. Penulis perorangan
    b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
    c. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
    d. Buku terjemahan
  • Kelompok Jurnal
    a. Artikel yang disusun oleh penulis
    b. Artikel yang disusun oleh lembaga
    c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
    simposium
  • Kelompok disertasi / tesis
  • Kelompok makalah / informasi dari Internet

5. Penyusunan Daftar Pustaka
  • Nama pengarang diurutkan menurut urutan alfabetis. Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga, bila ada nama keluarga.
  • Bila tak ada nama pengarang, maka judul buku atau judul artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabetis. Kata sandang dalam bahasa barat tidak diperhitungkan untuk penyusunan ini.
  • Bila seorang pengarang membuat lebih dari satu referensi, maka untuk refernsi kedua dan seterusnya nama pengarang tidak perlu dicantumkan, tetapi dianti dengan garis sepanjang 5 (lima) atau 7 (tujuh) ketukan.
  • Jarak antar bris untuk satu referensi atau spasi, jarak anatar muka rsensi yang alain dua spasi
  • Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.

Minggu, 11 Desember 2011

MENGENAL LEBIH DALAM TOPIK , TEMA DAN JUDUL

PENDAHULUAN

Sehari – hari kita mengenal istilah tema , topik dan judul dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing . tema dan topik sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis karena tema dan topik sebagai acuan dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan . Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh sang penulis tersebut.

Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan di ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul yang menarik maka secara tidak langsung sebuah karangan tersubut seperti menarik orang untuk membacanya dan mengetahui apaisi karangan tersbut . Ke serasian antar 3 pokok tulisan ini (tema , topik , judul) sangat lah penting untuk mencapai sebuah karangan/tulisan yang baik dan menarik.

ISI

A. TOPIK

a.Definisi

Menurut kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2007:1207) arti kata topik adalah “pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai bahan pembicaraan / hal yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini”. Sumber lain menyatakan ” The topic is the main idea, or the subject, in a piece of writing ” (www.wikianswers.com, 2009). Dengan demikian bila disebut topik penelitian dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini dalam penelitian.

Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.

Topik berasal dari bahasa Yunani:topoi adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.

Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

b. Topik yang baik

Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu :

1. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :

- Bidang keahlian.

- Bidang studi yang didalami.

- Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.

- Bidang kerja atau profesi.

- Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).

- Temuan yang pernah diteliti.

- Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.

- Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.

- Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan

- Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.

2. bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:

- Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.

- Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.

- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.

- Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.

- Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.

- Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.

- Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.

Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:

1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.

Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.

2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

c. Pembatasan Topik

Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.

1. fungsi pembatasan topik

a.Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.

b.Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

2. Cara membatasi Topik

a. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.

b. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.

c. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.

d. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Contoh pembatasan topik adalah :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiga6LBKr7F3m8x6D0QOZCdGmfWtgo77nx3hHXYIP-TpOCIjI-7l_rUknbOqq8a9F_nwSADjos1g51PiDOFSIyc_qGfA0WC9nny6urnX9dMqe9fQ4WkfSixMonxBzh9zVTsf-ZtcUFxLfg/s400/untitled.bmp

Dari bagan diatas, dapat ditarik suatu topik :

“Merebaknya Budaya Tato Dikalangan Remaja Indonesia”

B. TEMA

a. Definisi

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut

Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.

b. Sumber Tema

Sumber Tema dapat berupa:

1. Pengalaman

2. Penelitian atau pengamatan

3. Pendapatan atau keyakinan

4. Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)

c. Tema yang baik

1. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

C. JUDUL

a. Definisi

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.

Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai

b. Judul yang baik

1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.

3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.

c. Ciri – ciri

a. Harus berbentuk frasa

b. Tanpa adanya singkatan atau akronim

c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi

d. Tanpa tanda baca di akhir judul

e. Menarik perhatian

f. Logis

g. Sesuai dengan isi

h. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dengan mementukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan sebuah karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya . Ditambah dengan Judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambah bagi sebuah karangan tersebut. Menentukan Judul yang tepat harus di dasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai bertentangan apa lagi melenceng jauh dari kaidah – kaidah yang udah di tenteuka dalam perumusan sebuah karangan tersebut.

Menentukan sebuah topik , tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata daan sesuai yang diinginkan dari awal penulisannya . Topik yang baik harus Menarik untuk ditulis dan dibaca serta Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah Tema menarik perhatian penulis, Tema dikenal/diketahui dengan baik , Bahan-bahannya dapat diperoleh, Tema dibatasi ruang lingkupnya. Dan judul yang baik adalah Harus relevan , Harus provokatif, Harus singkat,

DAFTAR PUSTAKA

Catarina,S.Pd.Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan BAHASA INDONESIA SMP.Intersolusi Pressindo.Yogyakarta.

Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo

http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_36736/title_topik-tema-dan-judul/

http://www.mediaskripsi.com/tips-memilih-topik-penelitian.php

http://id.wikipedia.org/wiki/Topik

http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/perbedaan-topik-judul-dan-tema/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27590/3/Chapter%20II.pdf

http://hastyuut.blogspot.com/2010/11/tema-judul-topik.html

http://www.blogodolar.com/6-cara-mudah-membuat-judul-yang-menarik-minat-baca-pengunjung/

http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/

http://blogkublogku.blogspot.com/2009/11/syarat-topik-yang-baik-pembatasan.html

http://freezcha.wordpress.com/2009/11/15/topik-dan-judul-karangan/

http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/membatasi-topik/

http://aduk-udik.blogspot.com/2009/11/pertanyaan.html

http://eziekim.wordpress.com/2010/11/03/topik-tema-dan-judul/